Berbagai macam media sosialisasi

Media Sosialisasi
Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja.
a. Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain :

  1. berusaha dekat dengan anak-anaknya
  2. mengawasi dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan
  3. mendorong agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk
  4. memberikan keteladanan yang baik
  5. menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas kejawaran.
  6. menanamkan nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam keluarga.

b. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universal) dan kekhasan / spesifitas (specifity).

c. Teman bermain (kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya.

d. Media Massa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh :

  1. adegan-adegan yang berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran susila di dalam masyarakat
  2. penayangan berita-berita peperangan, film-film, dengan adegan kekerasan atau sadisme diyakini telah banyak memicu peningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang menonton.
  3. Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
1) Lingkungan kerja dalam panti asuhan
Orang yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan terbentuk kepribadian dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar dan penuh rasa toleransi.
2) Lingkungan kerja dalam perbankan
Lingkungan ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh perhitungan terutama terhadap hal-hal yang bersifat material dan uang.

Fungsi dan tujuan sosialisasi

Tujuan Sosialisasi

Sosialisasi sebagai suatu proses sosial mempunyai tujuan sebagai berikut.
a. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.
c. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Fungsi Sosialisasi
Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama sebagai berikut.
a. Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
b. Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat

Pengertian integrasi

integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimakanai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan msyoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
• Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
• Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
• Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
• Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial
[sunting] Bentuk Integrasi Sosial
• Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
• Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
[sunting] Faktor-Faktor Pendorong
• Homogenitas kelompok
• Besar kecilnya kelompok, pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi sosial.
• Mobilitas geografis
• Efektifitas dan efesiensi komunikasi, komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi sosial.
• perpindahan fisik
[sunting] Lihat pula
• Sosiologi
• Interseksi
• Masyarakat
• Komunikasi

YukK baca apa itu stratifikasi sosial :D

 Definisi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.Soerjono Soekanto (1981::133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu.

Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan system peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada kita adanya demensi vertical dalam status social yang ada dalam masyarakat.

Kriteria apa saja yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan demensi secara vertical ini. Paul B Horton ( 1982 : 4) mengatakan bahwa Dua ribu tahun yang lalu Aristoteles mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi ke dalam tiga golongan: golongan sangat kaya, golongan sangat miskin dan golongan yang berada diantara mereka. Menurut Karl Marx, kelas social utama terdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menengah (borjuis rendah)….

Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi sosial sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakan criteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas.

Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin modern dan kompleks, stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak. Mengapa terjadi stratisikasi social uraian berikut ini akan menjelaskannya.

Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selama dalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat.

Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Mereka yang memperoleh banyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah. Barang sesuatu yang dihargai tersebut menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1989: 7- 12)

apa itu deferensiasi sosial dalam sosiologi ??

Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanyasama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Beberapa definisi stratifikasi sosial :
a. Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

b. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya

dan cirinya sebagai berikut:
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL

Struktur sosial adalah istilah yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk merujuk pada tatanan sosial berpola yang membentuk masyarakat secara keseluruhan, dan yang menentukan, untuk beberapa derajat yang bervariasi, tindakan dari individu-individu disosialisasikan ke dalam struktur itu. Yang dimaksud dengan “struktur sosial” berbeda antara berbagai bidang sosiologi. Pada skala makro, ia dapat merujuk ke sistem stratifikasi sosial ekonomi (misalnya, struktur kelas), lembaga sosial, atau, hubungan berpola lainnya antara kelompok-kelompok sosial yang besar. Pada skala meso, dapat mengacu pada struktur ikatan jaringan sosial antara individu atau organisasi. Pada skala mikro, dapat merujuk dengan cara membentuk norma-norma perilaku pelaku dalam sistem sosial.Arti ini adalah tidak selalu disimpan terpisah. Misalnya, beasiswa terakhir oleh John Levi Martin telah berteori bahwa beberapa struktur skala makro adalah properti muncul dari skala mikro institusi budaya (ini makna “struktur” menyerupai yang digunakan oleh antropolog Claude Levi-Strauss). Sosiologi Marxis juga memiliki sejarah pencampuran arti yang berbeda dari struktur sosial, meskipun telah melakukannya dengan hanya mengobati aspek budaya struktur sosial sebagai epiphenomena orang-orang yang ekonomi.

Sejak tahun 1930-an, istilah telah digunakan secara umum dalam ilmu sosial, [1] terutama sebagai variabel yang sub-komponen perlu dibedakan dalam hubungannya dengan variabel sosiologis lainnya.

Ikhtisar

Gagasan struktur sosial sebagai hubungan antara entitas yang berbeda atau kelompok atau pola sebagai abadi dan relatif stabil hubungan menekankan gagasan bahwa masyarakat dikelompokkan ke dalam kelompok yang terkait secara struktural atau set peran, dengan fungsi yang berbeda, makna atau tujuan. Salah satu contoh struktur sosial adalah gagasan “stratifikasi sosial”, yang mengacu pada gagasan bahwa masyarakat dipisahkan menjadi strata yang berbeda (tingkat), dipandu (jika hanya sebagian) oleh struktur yang mendasari dalam sistem sosial. Pendekatan ini telah penting dalam literatur akademik dengan munculnya berbagai bentuk strukturalisme. Hal ini penting dalam studi modern organisasi, karena struktur organisasi dapat menentukan fleksibilitas, kapasitas untuk mengubah, dan berbagai faktor lainnya. Oleh karena itu, struktur merupakan masalah penting bagi manajemen.

Struktur sosial dapat dilihat untuk mempengaruhi sistem sosial yang penting termasuk sistem ekonomi, sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan lain-lain. Keluarga, agama, hukum, ekonomi dan kelas semua struktur sosial. “Sistem sosial” adalah sistem induk dari mereka berbagai sistem yang tertanam di dalamnya.

Masyarakat: mandiri, penduduk yang cukup diri dipersatukan oleh hubungan sosial, melompat dari populasi lain dengan lokasi geografis

Stratifikasi: Distribusi barang dihargai atau kepemilikan dalam suatu populasi (yaitu kelas, status, sumber daya, nilai, kekayaan, posisi barang, dll)

Jaringan: pola hubungan dalam populasi pelaku

Struktur sosial variabel: pola hubungan, ukuran institusi, distribusi pendapatan, dan konkurensi hubungan sosial

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2200852-pengertian-struktur-sosial/#ixzz2BRrnXhmz

mau tau apa itu mobilitas sosial ? monggo di baca :)

Pengertian : Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial jadi. Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

 

B. Bentuk Mobilitas Sosial

 

1.Mobilitas Vertikal

            Mobilitas vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.

Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:

a)      Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.

b)      Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.

Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.

a)      Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.

b)      Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.

Beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.

a)      Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.

b)      Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .

c)      Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.

d)      Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.

e)      Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .

2 .Mobilitas Horizontal

Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan .Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah lain.

3 .Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.

a)      Mobilitas Intergenerasi

adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.

b)      Mobilitas Intragenerasi

Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.

C . Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

1. Faktor Struktural

Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural adalah sebagai berikut.

a)      Struktur Pekerjaan

b)      Perbedaan Fertilitas

c)      Ekonomi Ganda

d)      Penunjang dan Penghambat Mobilitas

2 .Faktor Individu

Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.

a)      Perbedaan Kemampuan

b)      Orientasi Sikap terhadap Mobilitas

c)      Faktor Kemujuran

3 .Setiap Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.

4 .Faktor Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.

5 .Faktor Situasi Politik

6 .Faktor Kependudukan {demografi}

7 .Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain

D.Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

 

1.      Faktor Kemiskinan

2.      Faktor Diskriminasi Kelas

3.      Faktor Perbedaan Ras dan Agama

4.      Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}

5.      Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat

E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut.

1.      Angkatan Senjata

2.      Lembaga Pendidikan

3.      Organisasi Politik

4.      Lembaga Keagamaan

5.      Organisasi Ekonomi

6.      Organisasi Profesi

7.      Perkawinan

8.      Organisasi Keolahragaan

Secara umum ,cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui

dua cara berikut.

1)      Akripsi

Adalah cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan

2)      Prestasi

Adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.

Secara khusus,cara-cara yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut.

1)      Perubahan Standar Hidup

2)      Perubahan Nama

3)      Perubahan Tempat Tinggal

4)      Perkawinan

5)      Perubahan Tingkah Laku

6)      Bergabung dengan Organisasi Tertentu

F . Proses Terjadinya Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial,baik itu yang bentuknya vertical,maupun horizontal dapat

terjadi di setiap masyarakat.

BERBAGAI MACAM DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertical , antara lain sebagai berikut:

1.  Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.

2.  Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat

3.  Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih rendah.

Dampak mobilitas sosial bagi masyarakat terdiri dari dua macam, yaitu dampak positif dan dampak negatif, yang antara lain sebagai berikut:

1. Dampak Positif

a.  Mendorong seseorang untuk lebih maju

terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata satu ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.

b.  Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik

dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerak menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.

c.  Meningkatkan integrasi sosial

terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.

2. Dampak Negatif

a.  Timbulnya konflik

Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut.

1)  Konflik antarkelas

apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antarkelas. dengan adanya keadaan seperti itu keseimbangan dalam masyarakat menjadi terganggu. contohnya konflik antara majikan dan buruh dalam suatu perusahaan.

2)  Konflik antarkelompok sosial

Konflik ini dapat berupa:

a)      Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern.

b)      Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.

3)  Konflik antargenerasi

b.  Berkurangnya Solidaritas Kelompok

c.  Dampak lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut.

1.  Menimbulkan ketakutan

2.  Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya(post power syndrome)

3.  Mengalami frustasi.

Penelitian sosial

Penelitian sosial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-penyeldikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.[1]
Daftar isi [sembunyikan]
1 Definisi
2 Karakteristik
3 Filosofi
4 Catatan kaki
[sunting]Definisi

Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan), masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.[2]
Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan menambah khazanah pengetahuan.[3]

Para peneliti sedang meneliti gejala sosial yang ada di dalam masyarakat
Kata “research” dalam bahasa Inggris berasal dari kata “Reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis, kata “research” (penelitian, riset) berasal dari kata “re” dan “to search”. ‘Re’ berarti kembali dan to search berarti mencari.[4] Jadi, secara etimologis, penelitian berarti mencari kembali. Namun, makna yang terkandung dalam kata “research” jauh lebih luas dari pada sekedar mencari kembali atau mengungkapkan. Ini terlihat dari beberapa definisi penelitian berikut :
“ ”Penelitian adalah penyelidikan yang sistematis untuk menemukan jawaban atas masalah. Penelitian dapat digambarkan sebagai upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan solusi. Ini adalah serangkaian langkah-langkah dirancang dan diikuti, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang perhatian kepada kita dalam lingkungan kerja. ”
[5]
Jadi, walaupun penelitian merupakan sentral untuk penyelidikan dan pencarian solusi atas masalah-masalah sosial dan kegiatan akademik, belum ada konsensus dalam literatur tentang bagaimana penelitian harus didefinisikan. Hussey menyatakan bahwa penelitian menyediakan suatu peluang untuk mengenali dan memilih satu masalah penelitian dan menyelidikinya secara bebas.[6]

Karakteristik penelitian sosial

Karakteristik

Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik Penelitian Sosial[7] :
Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya roses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.[7]
Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Sosial.[7]
Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari Penelitian Sosial, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam Penelitian Sosial?[7]
Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.[7]
Contoh: Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution Sub-masalah: – bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30% dari file asli? – bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
Penelitian Sosial dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis Penelitian Sosial yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan Penelitian Sosial berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan Penelitian Sosial yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data.[7]
Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial.[7]
Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam Penelitian Sosial data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.[7]
Penelitian Sosial bersifat siklus.[7] Siklus dari Penelitian Sosial dapat digambarkan seperti pada gambar disamping.

Siklus Penelitian Sosial
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.[7]